Indah Berteater
Oleh
Wa ode Haswa (A1B3 14 059)
Awalnya
saya tidak begitu paham dengan apa itu teater. Dari namanya memang tidak begitu
asing buat saya tapi arti dari teater ini saya tidak mengerti atau paham.
Tetapi dengan adanya salah satu mata kuliah saya di semester empat ini yaitu
mata kuliah Kajian Bahasa Indonesia di SD. Dalam mata kuliah ini ada materi
yang membahas tentang teater sehingga dosen yang membimbing mata kuliah ini
memberikan tugas kepada kami untuk bergabung dengan salah satu komunitas
teater. Pada saat itu juga saya dan teman-teman bergabung dengan teater sendiri
bertempat di taman budaya.
Awal
pertemuan kami yaitu dimulai dengan perkenalan bagian-bagian panggung, kami
dipersilakan untuk naik memperkenalkan diri di atas panggung dengan menguasai
bagian panggung yang sudah dijelaskan oleh pelati kami tentang bagian-bagian
panggung tersebut. Pada pertemuan pertama tepatnya pada hari sabtu. Pada hari
itu juga kami sepakat jadwal latihan kami itu setiap hari sabtu pagi dan hari
minggu pagi sampai sore. Setiap hari sabtu dan minggu pagi selalu datang di
taman budaya untuk mengikuti latihan. Sebelum kami diberi naskan kami terlebih
dahulu latihan olah tubu dan olah suara. Bagi saya latihan olah tubuh dan olah
suara sangatlah sulit karena membutuhkan fisik yang kuat. Tetapi dengan
seringnya kami berlatih dan setip kali pertemuan itu selalu diawali dengan
latihan tersebut maka saya sedikit terbiasa dengan latihan ini. Setelah
berjalan beberapa minggu kami latihan akhirnya pelatih kami memberikan naska
untuk kami perankan. Naska pertama yang diberikan oleh Pak Zain sebagai pelatih
kami yaitu naska RT NOL RW NOL. pada
saat itu kami mulai casting untuk menentukan siapa yang akan berperang dalam
lakon RT NOL RW NOL tersebut. Tapi sayang sungguh sayang saya tidak lulus
casting dilakon tersebut. Kemudian karena kami jumlahnya banyak dan kami ingin main semua, tapi melihat
naskah yang pemerangnya hanya tujuh (7) orang sementara jumlah kami kurang
lebih 50 orang lebih, sehingga pelatih kami mencarikan naskah baru lagi, di
naska yang kedua ini saya ikut casting lagi tapi tetap sama pada naskah yang
pertama yaitu tidak ikut casting. Tetapi saya tetap tidak menyerah dan hal
tersebut tidak membuat saya malah untuk datang latihan. Sehingga pada akhirnya
saya masuk dinaskah yang ketiga yaitu lakon AYO. Saya disini tidak mengikuti
casting tetapi saya mengganti teman saya, karena dia dipindahkan dinaskah lain.
Pada
saat itu saya tampa berpikir panjang saya langsung bersedia untuk menggantikan
teman saya itu, karna pada saat itu saya ingin sekali memiliki perang dan petas
diatas panggung, ya…walaupun sih, peran saya agak begitu lucu bgi teman-teman
saya bahkan bagi saya sendiri kadang merasa lucu ketika saya memerankan peran
saya itu. Peran saya di lakon AYO yaitu sebagi orang yang dianiaya oleh oknum
yang tidak bertanggung jawab. Peran saya memang agak ringan karena tidak harus
menghafal naskah. Karena peran saya hanya terbaring dan mengerang-ngerang di
atas panggung karena kesakitan. Setelah ditetapkan pemaran naskah tersebut
jadwal latihanya ditambah, awalnya hanya dua kali dalam seminggu ditambah
menjadi tiga kali dalam seminggu.
Dalam
latihan sangat banyak yang saya dapatkan, seperti timbulnya kepercayaan diri
saya, ilmu-ilmu yang bukan hanya ilmu teater tapi ilmu yang berkaitan dengan
kehidupan seperi halnya pentingnya
menjaga sikap, etika, estetika dan kebersamaan serta kesopanan kita dan
tanggung jawab terhadap segala sesuatu. Dalam mengikuti latihan ini saya sadar
akan kekurangan saya sehingga saya berpikir bahwa masih sangat banyaknya kekurangan
saya dan perlunya saya untuk terus belajar agar bisa menjadi orang yang berilmu
dan tentunya diberengi dengan moral dan ahlak yang baik pula. Dengan latihan
tersebut saya paham akan arti dari teater itu. Mungkin bisa dikatakan sebagai
maindrama berbohong tapi jujur. Karena bermain drama kita menampilkan eskpresi
yang memang sebenarnya kita rasakan. Kadang pada saat itu kita memang merasa
galau atau sedih dan kesal, dalam teater kita bisa meluangkanya tampa ditahu
oleh orang bahwa kita lagi galau atau sedih karena penglihatan orang itu kita
lagi acting dan acting kita akan terlihat baik didepan orang-orang karena
espresi yang begitu baik. Itulah indahnya berteater. Dalam latihan memeng pasti
ada capenya tapi karena semangat untuk terus berlatih agar menjadi lebih baik.
Dan pada akhirnya kami bisa tampil juga di atas panggung yang disaksikan oleh
banyak orang tepatnya pada malam sabtu, 6 Mei 2016. Pada malam itu perasaan
saya bercampur aduk, ada rasa senang tetapi ada rasa dedekan dan nervers juga karna
takut salah pada saat tampil di depan banyak orang. Tetapi Alhamdulillah
pentasnya berjalan dengan baik dan lancar.