Minggu, 29 Mei 2016

labajaya
oleh 
wa ode haswa
namamu begitu indah tapi tak seindah wilayahmu
kau terletak di dalam hutan 
yang dikelilingi dengan pohon-pohon besar 
dan rumput-rumput liar
jalananmu bagaikan ombak di lautan 
yang penuh dengan dengan lubang-lubang 
yang membuat orang yang berjalan resah dan ketakutan
kau menyambut orang yang datang diwilayahmu 
dengan angin sepoi-sepoi yang bertiup dari gunung-gunung tinggi
walaupun begitu tapi tetap aku rindukan dirimu desaku labajaya


pengalaman teater



Indah Berteater
Oleh
Wa ode Haswa (A1B3 14 059)
Awalnya saya tidak begitu paham dengan apa itu teater. Dari namanya memang tidak begitu asing buat saya tapi arti dari teater ini saya tidak mengerti atau paham. Tetapi dengan adanya salah satu mata kuliah saya di semester empat ini yaitu mata kuliah Kajian Bahasa Indonesia di SD. Dalam mata kuliah ini ada materi yang membahas tentang teater sehingga dosen yang membimbing mata kuliah ini memberikan tugas kepada kami untuk bergabung dengan salah satu komunitas teater. Pada saat itu juga saya dan teman-teman bergabung dengan teater sendiri bertempat di taman budaya.
Awal pertemuan kami yaitu dimulai dengan perkenalan bagian-bagian panggung, kami dipersilakan untuk naik memperkenalkan diri di atas panggung dengan menguasai bagian panggung yang sudah dijelaskan oleh pelati kami tentang bagian-bagian panggung tersebut. Pada pertemuan pertama tepatnya pada hari sabtu. Pada hari itu juga kami sepakat jadwal latihan kami itu setiap hari sabtu pagi dan hari minggu pagi sampai sore. Setiap hari sabtu dan minggu pagi selalu datang di taman budaya untuk mengikuti latihan. Sebelum kami diberi naskan kami terlebih dahulu latihan olah tubu dan olah suara. Bagi saya latihan olah tubuh dan olah suara sangatlah sulit karena membutuhkan fisik yang kuat. Tetapi dengan seringnya kami berlatih dan setip kali pertemuan itu selalu diawali dengan latihan tersebut maka saya sedikit terbiasa dengan latihan ini. Setelah berjalan beberapa minggu kami latihan akhirnya pelatih kami memberikan naska untuk kami perankan. Naska pertama yang diberikan oleh Pak Zain sebagai pelatih kami yaitu naska RT NOL RW NOL.  pada saat itu kami mulai casting untuk menentukan siapa yang akan berperang dalam lakon RT NOL RW NOL tersebut. Tapi sayang sungguh sayang saya tidak lulus casting dilakon tersebut. Kemudian karena kami jumlahnya banyak  dan kami ingin main semua, tapi melihat naskah yang pemerangnya hanya tujuh (7) orang sementara jumlah kami kurang lebih 50 orang lebih, sehingga pelatih kami mencarikan naskah baru lagi, di naska yang kedua ini saya ikut casting lagi tapi tetap sama pada naskah yang pertama yaitu tidak ikut casting. Tetapi saya tetap tidak menyerah dan hal tersebut tidak membuat saya malah untuk datang latihan. Sehingga pada akhirnya saya masuk dinaskah yang ketiga yaitu lakon AYO. Saya disini tidak mengikuti casting tetapi saya mengganti teman saya, karena dia dipindahkan dinaskah lain.
Pada saat itu saya tampa berpikir panjang saya langsung bersedia untuk menggantikan teman saya itu, karna pada saat itu saya ingin sekali memiliki perang dan petas diatas panggung, ya…walaupun sih, peran saya agak begitu lucu bgi teman-teman saya bahkan bagi saya sendiri kadang merasa lucu ketika saya memerankan peran saya itu. Peran saya di lakon AYO yaitu sebagi orang yang dianiaya oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Peran saya memang agak ringan karena tidak harus menghafal naskah. Karena peran saya hanya terbaring dan mengerang-ngerang di atas panggung karena kesakitan. Setelah ditetapkan pemaran naskah tersebut jadwal latihanya ditambah, awalnya hanya dua kali dalam seminggu ditambah menjadi tiga kali dalam seminggu.
Dalam latihan sangat banyak yang saya dapatkan, seperti timbulnya kepercayaan diri saya, ilmu-ilmu yang bukan hanya ilmu teater tapi ilmu yang berkaitan dengan kehidupan seperi halnya pentingnya  menjaga sikap, etika, estetika dan kebersamaan serta kesopanan kita dan tanggung jawab terhadap segala sesuatu. Dalam mengikuti latihan ini saya sadar akan kekurangan saya sehingga saya berpikir bahwa masih sangat banyaknya kekurangan saya dan perlunya saya untuk terus belajar agar bisa menjadi orang yang berilmu dan tentunya diberengi dengan moral dan ahlak yang baik pula. Dengan latihan tersebut saya paham akan arti dari teater itu. Mungkin bisa dikatakan sebagai maindrama berbohong tapi jujur. Karena bermain drama kita menampilkan eskpresi yang memang sebenarnya kita rasakan. Kadang pada saat itu kita memang merasa galau atau sedih dan kesal, dalam teater kita bisa meluangkanya tampa ditahu oleh orang bahwa kita lagi galau atau sedih karena penglihatan orang itu kita lagi acting dan acting kita akan terlihat baik didepan orang-orang karena espresi yang begitu baik. Itulah indahnya berteater. Dalam latihan memeng pasti ada capenya tapi karena semangat untuk terus berlatih agar menjadi lebih baik. Dan pada akhirnya kami bisa tampil juga di atas panggung yang disaksikan oleh banyak orang tepatnya pada malam sabtu, 6 Mei 2016. Pada malam itu perasaan saya bercampur aduk, ada rasa senang tetapi ada rasa dedekan dan nervers juga karna takut salah pada saat tampil di depan banyak orang. Tetapi Alhamdulillah pentasnya berjalan dengan baik dan lancar.